Teman-teman pernah tidak melihat sebuah lemari berwarna “ngejreng” dengan monitor yang berada di stasiun, SPBU, pusat perbelanjaan, atau di apartemen? Kalau pernah kira-kira apa pandangan pertama kalian menurut benda ini? Tempat penyimpanan barang para pegawai? Atau bahkan ada yang berfikir hanyalah hiasan? Yah pandangan pertama bisa saja salah namun lemari ini adalah Smart Locker milik startup yang disebut dengan PopBox. Kebetulan hari ini saya bisa ikut acara dari Komunitas Blogger Jakarta untuk mengetahui tentang PopBox dan saya rasa layanan ini cukup menarik untuk diulas.
Apa itu PopBox?
Seperti yang tertera pada judul artikel ini bahwa PopBox adalah layanan smart locker pertama di Indonesia. PopBox merupakan produk yang dibuat oleh PopBox Asia, sebuah sebuah perusahaan startup logistik yang didirikan oleh Adrian Lim & Greta Bunawan pada tahun 2015. Smart Locker ini tidak salah jika dibilang sebuah lemari, namun bukan lemari biasa melainkan lemari pintar. Alasannya adalah karena dengan menggunakan lemari ini kita bisa mengirimkan dan menerima barang.
Bukankah sudah ada JNE, TIKI, J&T, dan jasa logistik lainnya? Betul mereka memang sudah ada, namun tentu tidak mungkin PopBox muncul tanpa ada perbedaan. Keunggulan dilihat dari sisi pengirim adalah pelanggan tidak perlu lagi menunggu waktu operasi logistik karena smart locker ini beroperasi 24×7. Selain itu pelanggan bisa juga melakukan pengiriman barang di waktu-waktu padat karena lokasi smart locker PopBox yang berada di tempat yang mudah dijangkau bagi orang sibuk seperti Apartemen, perkantoran, dan stasiun.
Tidak hanya pengiriman, jika kita menerima barang pun ada perbedaan yang mencolok dengan jasa logistik lainnya. Perbedaannya apa? Jika pada jasa logistik lain barang diantar ke rumah pelanggan maka pada PopBox pelangganlah yang harus datang ke lemari-lemari PopBox yang saat ini tersedia di berbagai tempat. Cara untuk mengambil barangnya pun tidak ketemu manusia seperti pada logistik lain, tetapi dengan cara memasukkan kode unik yang sebelumnya telah diberikan kepada kita. RIBET? Silahkan lihat sesi selanjutnya yaitu Sasaran Konsumen ^_^
Sasaran Konsumen PopBox
Ketika melihat bagian di atas tentu teman-teman berfikir menggunakan jasa logistik PopBox tentu ribet, karena harus datang ke lemari untuk mengirim dan mengambil. Sebenarnya tidak juga, karena setiap produk punya pasarnya masing-masing.
Pengguna yang menjadi target ke-1 dari produk ini adalah pengguna yang memiliki aktivitas tinggi dan jarang di rumah. Saya rasa teman-teman mengetahui bahwa jika ada kiriman barang dan tidak ada yang menerima di lokasi tujuan maka barang akan kembali ke pusat logistik. Berbeda jika menggunakan PopBox dimana penerima barang datang ke lemari untuk mengambil barang. Pengguna-pengguna seperti ini bisa kita contohkan seperti pekerja kantoran atau mahasiswa.
Pengguna yang menjadi target ke-2 adalah orang-orang yang memiliki lokasi tujuan kurang jelas. Ini sangat saya rasakan sebagai orang kampung yang rumahnya tidak memiliki nomor . Saya cukup sering membeli barang secara online dan selama ini cukup sering barang yang dikirim tidak sampai ke rumah. Nah jika ada PopBox seharusnya hal-hal seperti ini bisa teratasi.
Pengguna yang menjadi target ke-3 adalah orang-orang yang tinggal di apartemen. Saat ini jika ada kurir sampai di sebuah apartemen maka apartemen disuruh untuk mengambil langsung. Hal ini terjadi karena banyaknya keluhan yang terjadi jika barang diterima oleh resepsionis. Nah dengan menggunakan smart locker PopBox yang sudah mulai tersedia di beberapa apartemen, penghuni tidak perlu khawatir lagi karena barang bisa disimpan dan diambil ketika penghuni sudah ada di apartemen.
Pengguna yang menjadi target ke-4 adalah orang-orang yang memiliki privasi tinggi. Rata-rata perempuan malu untuk mengkonsumsi obat diet sehingga tak jarang mereka membelinya langsung ke toko walaupun jauh. Mereka tidak mau membeli online dan menggunakan jasa pengiriman karena takutnya yang menerima barang bukan mereka. Nah kalau menggunakan PopBox privasi terhadap paket menjadi aman karena yang bisa memuka lemari hanya yang memiliki kode unik saja.
Integrasi dengan Logistik Lain
Kurangi kompetisi dan perbanyak kolaborasi, saya rasa kata-kata ini patut diajukan kepada perusahaan yang satu ini. Walau PopBox merupakan perusahaan logistik, mereka juga bekerjasama dengan para perusahaan logistik lainnya seperti JNE.
Kolaborasi yang dilakukan antar perusahaan logistik ini adalah dengan cara menaruh barang yang dikirim melalui JNE pada PopBox. Jadi bagi teman-teman yang biasa mengirim atau menerima barang menggunakan JNE, teman-teman bisa juga menggunakan PopBox sebagai penerimanya. Dengan hal ini kendala seperti tidak ada di rumah, alamat nyasar, atau malu terhadap barang yang memiliki privasi tinggi tidak akan terjadi lagi.
Pengembangan PopBox
Mencoba produk ini dan bertemu langsung dengan Greta Bunawan selaku Co-founder membuat saya bisa mengetahui lebih banyak tentang produk ini dan pengembangan apa yang nantinya akan dilakukan oleh produk ini. Menurut Greta layanan ini tidak terbatas hanya di jasa logistik saja melainkan bisa dikembangkan kepada hal-hal yang lain. Salah satu yang pengembangan yang saat ini sedang gencar adalah PPOB. Jadi pengguna selain bisa mengirim dan menerima barang, pengguna juga bisa melakukan pembelian atau pembayaran produk sehari-hari seperti pulsa, internet, dan telepon. Untuk pembayarannya sendiri tidak menggunakan uang cash melainkan menggunakan E-money.
Pengembangan lainnya adalah bahwa produk ini bisa juga digunakan untuk belanja barang seperti toko online ala kadarnya. Melalui layar yang ada di masing-masing alat PopBox pengguna bisa membeli barang yang tersedia di sistem. Ini bagus sih walau menurut saya agak aneh juga belanja di mesin seperti ini. Selain tidak nyaman memilih barang tentu agak risih juga ketika mau belanja di lihat oleh banyak orang.Tetapi itu hanya asumsi saya pribadi loh yaa, karena tentu pihak dari PopBox telah memikirkan hal seperti ini.
PopBox merupakan smart locker pertama di Indonesia tapi bukan yang di dunia. Karena bisnis jenis seperti ini telah ada duluan di luar negeri seperti yang dilakukan oleh Amazon. Namun teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) memang layak digunakan untuk negara berkembang seperti Indonesia, karena orang Indonesia juga ingin mencicipi produk luar negeri dengan cita rasa lokal.
https://www.ariyolo.id/2018/03/popbox-smart-locker-pertama-di-indonesia.html